Sabtu, 18 Mei 2013

Energi Alternatif

Pertamina Investasi Miliaran Dolar Kembangkan Energi Alternatif

PT Pertamina menandatangani kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) minyak dan gas nonkonvensional (MNK) Sumbagut hari ini, Rabu 15 Mei 2013. Pertamina menginvestasikan miliaran dolar untuk kontrak tersebut.

Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, dalam acara "IPA Convention and Exhibition ke-37" di Jakarta, berharap, momentum itu menjadi kesempatan terbaik untuk pengembangan energi alternatif.

"Kami berharap penandatanganan PSC MNK ini menjadi momentum baik untuk masa depan pengembangan energi alternatif, terutama shale gas (gas alam nonkonvensional) di Indonesia yang memiliki sumber daya yang besar," kata dia. 

Sumbagut adalah sebutan pemerintah untuk wilayah eksplorasi migas di Pulau Andalas bagian utara, yaitu di Sumatera Utara dan Aceh.

Karen juga berharap shale gas ini bisa mendukung pemerintah untuk melakukan diversifikasi energi di Indonesia agar ketergantungan terhadap minyak bisa dikurangi.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa proses pengusulan MNK Sumbagut dimulai sejak 2011, yang diawali dengan studi bersama tim pemerintah. Dalam operasionalnya, wilayah kerja sama ini akan dioperasikan oleh anak usaha PT Pertamina, yakni PT Pertamina Hulu Energi MNK Sumbagut.

Wilayah MNK Sumbagut diperkirakan mengandung potensi shale gas sebesar 18,58 triliun kaki kubik. Pertamina menargetkan produksi perdana dapat diperoleh pada tahun ketujuh, setelah enam tahun eksplorasi perdana dengan tingkat produksi sebesar 40-100 mmscfd.

"Pemerintah berkomitmen untuk investasi sebesar US$7,8 miliar selama masa kontrak dengan MNK Sumbagut berlangsung," kata Karen.

Pertamina melakukan kontrak ini, karena besarnya kebutuhan gas dalam negeri dan menipisnya potensi gas Indonesia. Pemerintah juga sudah melakukan berbagai studi untuk mengetahui potensi migas nonkonvensional yang ada di Indonesia untuk menambah suplai gas dalam negeri.

Sementara itu, saat ini, Indonesia diketahui memiliki potensi shale gas sebesar 574 TCF dan potensi CBM sebesar 453 TCF.

Sumber: http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/413044-pertamina-investasi-miliaran-dolar-kembangkan-energi-alternatif
 
Dampak positif dan negatif energi alternatif dilihat dari beberapa aspek:
 
Dilihat dari aspek sosial, energi alternatif dapat membantu banyak masyarakat dan memanfaatkan sumber yang lebih bersahabat. Namun di satu sisi ada masyarakat yang merasa kebijakan pemerintah tersebut akan kurang sesuai dengan masyarakat.
 
Dilihat dari aspek ekonomi, energi alternatif dapat menolong perekonomian masyarakat menengah ke bawah. Namun biaya yang dikeluarkan pemerintah untruk instalasi awal tidak sedikit sehingga kemungkinan dapat "melemparkan biaya" kepada masyarakat menengah ke atas.

Dilihat dari aspek budaya, energi alternatif tersebut dapat merubah gaya hidup masyarakat. Energi alternatif diharapkan ramah lingkungan bagi kehidupan masyarakat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar